Monday, February 25, 2013

Ujub, Sum'ah dan Riya'

Pengertian Ujub
ujub, bangga diri

Ujub dalam bahasa Indonesia lebih dekat dengan kata BANGGA

Sufyan Ats-Tsauri rohimahumulloh, meringkas definisi ujub sebagai berikut:
Yaitu perasaan takjub terhadap diri sendiri sehingga seolah-olah dirinyalah yang paling utama daripada yang lain. Padahal boleh jadi ia tidak dapat beramal sebagus amal saudaranya itu dan boleh jadi perkara haram lebih suci jiwanya ketimbang dirinya

Imam Syafi’i rohimahumulloh berkata :
Baransgsiapa yang mengangkat-angkat diri secara berlebihan, niscaya Allah akan menjatuhkan martabatnya

*Orang yang terkena penyakit ujub akan memandang remeh dosa-dosa yang dilakukannya dan menganggapnya bagai angin lalu.

Nabi Muhammad SAW telah mengabarkan kepada kita dalam sebuah hadits:
Orang yang jahat akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya, dengan santai dapat diusirnya hanya dengan mengibaskan tangan. Adapun seorang mukmin melihat dosa-dosanya bagaikan duduk di bawah kaki gunung yang siap menimpanya” 
(HR. Bukhari)

Sesungguhnya seluruh orang yang sombong akan dikumpulkan pada hari Kiamat bagaikan semut yang diinjak-injak manusia.” 
Ada seseorang yang bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah seseorang itu ingin agar baju yang dikenakannya bagus, sendal yang dipakainya juga bagus?” 
Rasulullah menjawab:
Sesungguhnya Allah itu Maha Indah, dan menyukai keindahan, hakikat sombong itu ialah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. 
(HR. Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu) 

*awal hadits berbunyi: 
Tidak akan masuk Surga orang yang terdapat sebesar biji zarrah kesombongan dalam hatinya"

Pengertian Sum'ah
sum'ah

Pengertian sum’ah secara istilah/terminologi adalah sikap seorang muslim yang membicarakan atau memberitahukan amal shalihnya (yang sebelumnya tidak diketahui atau tersembunyi) kepada manusia lain agar dirinya mendapatkan kedudukan atau penghargaan dari mereka, atau mengharapkan keuntungan materi.


Dalam Al-Qur’an Allah telah memperingatkan tentang sum’ah dan riya ini:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia… 
(QS. Al-Baqarah : 264)

Rasulullah SAW juga memperingatkan dalam haditsnya:
Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya.
(HR. Bukhari)

*Penjelasan hadits diatas adalah, diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah maksudnya adalah diumumkan aib-aibnya di akhirat. Sedangkan dibalas dengan riya artinya diperlihatkan pahala amalnya, namun tidak diberi pahala kepadanya. Na’udzubillah min dzalik.



Pengertian Riya'
riya

Secara syar’i, para ulama berbeda pendapat dalam memerikan definisi riya’, namun intinya sama, yakni seorang melakukan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun ia lakukan bukan karena Allah melainkan tujuan dunia atau dengan kata lain melakukan ibadah untuk mencari perhatian manusia sehingga orang lain memuji pelakunya dan ia mengharapkan pengagungan dan pujian serta penghormatan dari orang yang melihatnya.

Dalam hadits yang lain, Rasulullah menjelaskan tentang kekhawatirannya atas umat ini terhadap riya yang akan menimpa mereka. Riya yang tidak lain merupakan syirik kecil. 
Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” 

Para sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dengan syirik kecil itu, wahai Rasulullah?”

Rasulullah menjawab, “Riya.

Allah akan berfirman pada hari kiamat nanti ketika Ia memberi ganjaran amal perbuatan hamba-Nya, ‘Pergilah kalian kepada orang yang kalian berlaku riya terhadapnya.’ Lihat Apakah kalian memperoleh balasan dari mereka?” 
(HR. Ahmad)

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih atas kunjungan Anda.
Semoga Artikel yang kami sediakan bisa bermanfaat bagi kita semua. Silahkan tinggalkan komentar Anda untuk memberikan komentar/kritik/saran untuk menjadikan blog ini lebih baik lagi.